DARI WANITA UNTUK IBU
Kasih ibu kepada beta. Tak terhingga sepanjang masa.
Terimakasih untuk seluruh ibu di seluruh dunia. Bidadari rumah dan surga pastinya.
Perjuangan keras ibu, melahirkan, mendidik anak-anaknya. Hingga ia menjadi orang yang membanggakan bahkan sampai menjadi orang yang paling di kasihani. Semua itu adalah perjuangan dari seorang ibu.
Mungkin, kita-anaknya-lupa bagaiamana keras perjuangan ibu.
Pernah terpikir betapa hancurnya ibu ketika gagal mendidik kita?
Pernah terpikir bagaimana ia menangis dalam doanya setiap malam untuk anaknya?
Pernah terpikir betapa banyak air mata ibu yang menetes? Bisa dilitekan? Tidak.
Pernah berpikir bagaimana cara membuatnya bahagia di hari tuanya?
Pernahkah kita-anaknya-melakukan hal yang terindah untuknya?
Nyatanya untuk sekarang.
Aku. Yang berusia tak lagi remaja ini. Kerap membuat hati ibu luka. Bentakan kecil hingga pertengkaran hebat. Kerap terjadi. Probelmatika ibu dan anak.
Akankah diluar sana ada yang berpengalaman sama? Ku harap ada.
Pertengkaran itu terjadi? Siapa yang lebih dulu minta maaf? Kita-anaknya-?
Tidak.
Secara pribadi, ketika aku bertengkar dengan ibu. Aku yang dominan memilih diam dan keluar rumah. Berpura-pura tak ada masalah. Membuat otak berkerja biasa saja.
Tidak dengan ibu. Tanpa sadar, dan aku ketahui. Ia adalah orang yang paling berpikir dengan sangat. Pertengkaran itu membuatnya bekerja dengan sangat. Bahkan, ia orang pertama yang paling khwatir. Dan ia orang pertama yang meminta maaf.
Ibu tak mengucapkannya langsung. Tapi, ia punya cara sendiri untuk menarik perhatian anaknya kembali. Seperti memasak makanan kesukaannya. Sekedar bercanda gurau. Bahkan hingga kalimat menggodanya. Banyak cara yang akan ibu lakukan.
Luluh? Pastinya. Karena aku lahir dari rahimnya. Bahkan ibu lebih romantis dari pada pacar, yang harus dikode baru akan peka. Nyatanya, masih menjomblo.
Ibu mempunyai caranya sendiri untuk mengungkapkan kasih sayangnya.
Sifat penyayang dan sabarnya itu adalah hormon sifat alami seorang ibu. Ia sosok penyempurna dan pelengkap dalam bahtera kehidupan.
Putih dan suci hatinya, memberikan ketentraman dalam setiap langkahku. Aku sayang ibu. Tapi, ibu akan lebih sayang kepada anaknya.
Aku peduli pada ibu. Tapi, ibu lebih peduli pada anaknya. Ibu akan memberikan lebih kepada anaknya.
Mungkin, aku sosok anak yang belum patut engkau banggakan. Setidaknya, kelak aku akan menjadi jembatan surgamu.
Terimakasih atas segalanya. Tak cukup waktu untuk membalas jasamu. Tak cukup kesuksesan untuk membuatmu bahagia. Menemani hingga hari tuamu adalah impian yang kau inginkan.
Sekali lagi terima kasih untuk semuanya. Love you more, mom. Everytime i see you in my life. You’re my candle light. Mom, saranghae.
Hanya memberi tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia.
-Emeyley-