BERAWAL DARI KPLS
Namaku Dara Alfira biasa teman-teman disekolah memanggilku ara, aku bersekolah di salah satu SMA di Bandung. Seperti biasanya, setiap hari aku pulang sore karena sibuk mempersiapkan KPLS atau Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah. Sudah menjadi tanggung jawabku untuk itu, sebab aku mengikuti kegiatan OSIS disekolah dan setiap tahunnya anggota OSIS akan sibuk untuk menjadi panitia KPLS.
Sekarang pukul 17:45 waktunya aku pulang, setelah rapat OSIS bersama Pembina. Rasanya aku ingin cepat-cepat sampai dirumah dan langsung ingin tiduran di tempat ternyamanku. Sesampainya dirumah, aku dikagetkan dengan suara mama yang memanggilku
“Ara, ara baru pulang?” Tanya mama.
“Iya ma, soalnya tadi rapat OSIS sama Pembina juga. Jadi pulangnya sore lagi deh” jawabku dengan keadaan yang sudah lelah.
“Yaudah sana mandi, terus jangan lupa sholat maghrib”, akupun langsung bergegas masuk ke kamar untuk merenggangkan tubuh.
Setelah mandi dan sholat, aku keluar kamar untuk menemui papa dan mama. Aku melihat papa sedang duduk di ruang makan sambil telponan dengan temannya yang berada di Yogyakarta, sedangkan mama sibuk menonton sinetron favoritnya.
“Ma, hari ini mama masak makanan apa?” Tanya ku membuka pembicaraan.
“Mama nggak masak apa-apa sayang. Soalnya tadi mama buru-buru mau ke kantor” jawab mama. “Yahh, jadi aku makan apa dong ma? Ara laperr” Rengekku, “Mama masakin mie instan aja yaa?” Tanya mamaku. “Hmmm, yaudah iya ma”. Beberapa menit kemudian, akhirnya mama membawakan mie instan “Ini sayang mie instannya” kata mama. Setelah menyantap mie, akupun masuk ke kamar dan menyiapkan Almamater OSIS untuk besok.
Akhirnya, hari yang dinantipun tiba. Ya, hari ini adalah hari pertama KPLS bagi siswa/i baru dan tentunya ini akan menjadi pengalaman pertama bagiku sebagai panitia KPLS. Akupun bergegas mandi dan berpakaian rapi untuk menyambut hari pertama ini dengan hati yang gembira tentunya. Selesai mandi, aku keluar kamar dan sarapan bersama papa dan mama di ruang makan.
“Ara, kok hari ini keliahatannya kamu bahagia banget sayang?” Tanya mama ku heran,
“Ya ma, ara lagi seneng banget soalnya hari ini hari pertama KPLS dan Ara pertama kali jadi panitia KPLS” jawabku dengan girang,
“Waahhh anak papa udah gede ya ternyata, udah kelas 11 dan bakalan jadi panitia KPLS. Semoga nanti menyenangkan ya sayang” Sahut papaku sambil senyum melihat ku.
Sesampainya disekolah, akupun melihat siswa/i baru yang sedang berbaris di depan gerbang sekolah dan panitia lainnya sibuk melihat atribut yang digunakan peserta KPLS lengkap atau tidak. Setelah pukul 06:25 wib, peserta KPLS disuruh berbaris di lapangan sekolah untuk persiapan pembukaan KPLS secara resmi oleh Kepala Sekolah.
“Araaa…” Teriak seseorang. Akupun mencari sumber suara yang memanggilku itu, ternyata si Vira. Dia teman dekatku, kami kenal dari organisasi ini dan aku sangat menyayangi vira karena dia yang bisa mengerti dan paham akan sifatku.
“Eh viraa, sinii vir” Teriakku mengajaknya baris disebelahku.
“Ra, kamu digugus berapa nanti?” Tanya ara sambil berjalan mendekatiku.
“Gugus Imam Bonjol vir, kamu?” Tanya ku, “Ih kita segugus dong, seneng bangeett” jawabnya girang.
Tak lama upacara pembukaan KPLS pun selesai, aku dan vira langsung memasuki ruangan gugus sambil menunggu peserta KPLS masuk keruangan. Setelah para peserta masuk ke gugus, aku dan vira mengajak mereka bercanda dan perkenalan sesama peserta KPLS maupun dengan panitia. Ada satu peserta KPLS yang mencuri perhatianku namanya Rangga Syahputra, dia sangat tinggi dan senyumnya juga manis. Akupun diam-diam memperhatikan seksama pada saat dia memperkenalkan diri.
“Araa, heyy. Kamu kok ngelamun sih” Tanya Vira menbuyarkan lamunanku, “Haa, nggak kok vir. Aku hmmm aku cuma” belum selesai aku ngomong sudah dipotong oleh vira. “Aku tahu nih. Kamu lagi liatin si Rangga itu yaa?” Tanya Vira dengan nada curiga,
“Ihh apaan sih vir, nggak kok” elakku. Vira pun memperhatikan wajahku seolah ingin memastikan jawabanku benar atau tidak. Bel sekolah pun berbunyi yang menandakan pergantian jadwal. Selagi vira memanggil ibu sumiati diruang guru untuk memberi materi selanjutnya, akupun memutuskan untuk duduk diluar gugus.
Baru saja duduk, cowok yang bernama rangga pun mendekat kearah ku. Saat itu aku sangat grogi dan berusaha terlihat biasa saja, “Kak, aku izin ke toilet ya?” Tanyanya “Hmm, iya. Tapi jangan lama-lama, bentar lagi pemateri selanjutnya datang” Jawabku, “Iya kakak cantik” sahutnya sambil senyum yang membuatku malu dan tanpa meminta maaf dia langsung lari kearah toilet. Sejak saat itu, dia selalu membuatku senyum-senyum sendiri dan kami pun semakin akrab.
Dan hari ini adalah hari keempat KPLS atau hari terakhir pelaksanaanya. Dimana tradisi KPLS disekolahku mewajibkan peserta KPLS untuk memberikan cinderamata dan surat ucapan terimakasih ke panitia yang mereka senangi. Biasanya penyerahan cinderamata dan surat akan diberikan peserta KPLS kepada panitia diakhir jadwal sebelum penutupan KPLS. Saat aku berjalan melewati koridor gugus, aku melihat rangga sedang duduk di depan gugus Ki Hajar Dewantara sambil berbincang dengan teman-temannya.
“Kak ara” panggilnya sambil mendekat ke arahku. “Iya ga, kenapa?” Tanyaku, “Kamu mau kemana?”, akupun menjawab “Mau ke ruang Osis”. “Aku anterin yaa” tawarnya. Dan kami pun berjalan ke arah ruang Osis.
Sepanjang perjalanan, kami mengobrol banyak hal dan dia memberikan banyak pertanyaan yang membuatku geer sekaligus bahagia, hehe. Tak terasa sudah di jam terakhir sebelum upacara penutupan KPLS dan ini jadwal peserta KPLS untuk memberikan cinderamata ke panitia yang mereka senangi. Ternyata Rangga memberikan cinderamata serta surat ucapannya kepadaku dan itu membuatku girang sendiri di hati.
Setelah selesai sesi memberikan cinderamata, peserta KPLS disuruh berbaris dilapangan untuk penutupan KPLS. Aku dan vira tidak mengikuti penutupan kegiatan karena kami sibuk membawa cinderamata ke ruang OSIS. Sesampainya diruang OSIS, aku langsung membaca surat ucapan dari Rangga. Dan isi surat itu membuatku senyum-senyum sendiri, karena isinya bukan hanya sekedar ucapan terimakasih saja tapi ungkapan hati rangga.
Semenjak hari itu, aku dan rangga semakin dekat. Kami bertukar nomor hp, jalan bareng dan orang tua kamipun saling kenal. Beberapa bulan kemudian, rangga mengungkapkan perasaannya langsung didepanku tepatnya dia menanyakan apakah aku mau menjalankan komitmen dengannya atau tidak dan aku pun mengiyakannya. Hubungan kamipun berjalan baik walaupun sekarang kami harus LDR karena aku sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas di Semarang dan dia masih duduk di kelas 12. Semua berawal dari KPLS.
Terimakasih telah membaca cerpen ku ini.
Sintiyah Permata Sari lahir di Lubuklinggau, 13 Maret 2001. Zodiak Pisces, aku suka menulis serta membuat puisi semenjak duduk dibangku MTs dan sekarang aku sedang menempuh pendidikan di STKIP-PGRI Kota Lubuklinggau. Aku mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis terkenal dan menjadi guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Aku juga sudah mempunyai 5 puisi karyaku sendiri dan beberapanya sudah aku ikut sertakan dalam Lomba Cipta Puisi. Karena bagiku, karya tulis adalah cara mengungkapkan perasaan si penulis itu sendiri.