SENJA SEBAIT PENANTIAN
SENJA SEBAIT PENANTIAN
Diujung senja
Ku berdiri di sudut jalan
Menatap senja yang begitu muram
Langit begitu memucat
Dunia pun semakin gelap
Di jalan ini
Aku memelukmu
Sampai jingga melirik cemburu
Ditepi senja yang mulai beranjak sepi
Ku titipkan sepotong rindu
GELORA SENJA
Gejolak telunjuk api kerinduan
Senja bagaikan fatamorgana
yang tak berjanji selalu menarik
Tak mampu ku padamkan
Penantian rindu akan hadirnya dirimu
Hidupku takkala bagaikan kilatan senja
Senja yang berawal tresna
dari Bumi merindukan bulan
Yang selalu menerangi
Hati bergulana dalam kegelapan
Setiap malam yang sunyi
Air mata ini menetes merindukanmu
Hanya satu pintaku
Pulanglah
BIASAN SENJA
Tersamar biasan dirimu
Akan angkuhnya pikiranmu
Melupakan kisah yang terajut
Mengasingkan ku dari hatimu
Aku menyadari kau angkuh
Berharap kau sadar akan egomu
Menyadari hanya aku dihatimu
Kini takkan ku ingat kenangan tentangmu
Akan ku lempar jauh ke samudera
Aku dengan seribu luka cambukanmu
Yang kau buat semu
Saat mentari mulai menghilang
Pancaran jingga mulai menggoda
Dalam kesunyian aku membisu
Hingga aku terbaring lemah tanpa rasa
SENJA DI PAYA ROBA
senja di Paya Roba
Merah jingga hiasin angkasa
Hembusan angin yang semilir
Perlahan memutuskan dedaunan di tangkai
Burung yang berlalu lalang
Menari-nari di angkasa
Jejeran pepohonan di pinggir jalan
Sore di Paya Roba
Tetap setiaku pandang
Walau kini kau sudah hitam pekat
Wajahmu yang dulu anggun mempesona
Kini sudah berakhir
Wahyu Asriniati, saya biasa dipanggil dengan nama Ayu. Perempuan kelahiran Musi Rawas, 04 September 1999. Alamat saya di SP 7 Desa Kota Baru bercita-cita menjadi guru Bahasa Indonesia, saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi STKIP PGRI Lubuklinggau jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.