Dengan 31 buku dan kiprah internasionalnya, akhir Oktober 2024 ini Benny Arnas menempah bakat-bakat lokal untuk mengikuti jejaknya: penulis profesional yang diperhitungkan!
Lewat Benny Institute, komunitas budaya yang ia dirikan, Benny Arnas menyelenggarakan Bengkel Sastra Daerah Bumi Silampari. Acara ini diikuti 40 peserta terselenggara atas dukungan penuh dari Balai Pelestari Kebudayaan (BPK) Wilayah VI Sumatra Selatan.
Bersama sastrawan senior RD Kedum, Benny Arnas memberikan materi dengan sastra daerah, yang meliputi teori dan latihan.
Dalam sambutannya, produser acara RN. Melanie menekankan pentingnya kerjasama tim yang solid sebagai salah satu faktor utama kesuksesan berbagai kegiatan, termasuk bengkel sastra yang baru saja digelar.
Setelah Dinda Sahasika Arnas, alumnus kelas seni peran Benny Institute, tampil membacakan cerita “Batu Belah Batu Betangkup”, Bang Benny Arnas membuka materinya dengan menyampaikan orasi sastra bertajuk “Punahnya Bahasa, Matinya Ibu Pertama”. Setelahnya formula menulis dan praktik berkarya pun berlangsung sepanjang kelas.
Di hari kedua, RD Kedum memberikan materi tentang pentingnya menulis lokalitas sebagai identitas. Dalam sesi latihan, penulis paruh baya itu mengajak peserta mengembangkan ide dari dongeng, mitos, legenda, atau ungkapan lokal, menjadi sebuah cerita yang menarik.
Setelah bengkel ini, satu bulan ke depan, peserta akan menulis dan mengumpulkan prosa berbahasa daerah kepada panitia. Benny dan Kedum akan mengkurasi dan menyunting karya mereka. Karya-karya terbaik akan dibukukan dalam format bunga rampai.