Tentu kalian semua sayang dengan malaikat tampa sayap dalam hidup ini. Dia selalu membimbing buah hatinya dengan ikhlas dan sepenuh hati. Anugerah terindah dalam hidup ku bisa hadir di tengah keluarga kecil ini.
Pada pagi yang cerah ada sorang ibu yang bernama Bawi dia seorang ibu yang berumur 35 tahun, Tinggal di Desa Muara Nilau, dia memiliki 2 sorang anak anak pertamanya yang sangat cantik sekarang anaknya berumur 20 Tahun dan anak laki-lakinya berumur 14 tahun. Teringat di waktu kecil ku seorang anak yang sakit-sakitan tapi ibu ku selalu mengurus diri ini dengan penuh kesabaran terkadang dia relah tidak memejamkan matanya smenit pun dan tidak 1 butir pun nasi yang masuk ke dalam mulutnya dia kuwatir dengan buah hatinya terbaring sakit tidak bergerak sedikit pun tapi Allah masih sayang dengan anak-nya sehingga anaknya bisa sehat kembali.
Perjuangan yang gak bisa saya lupakan dalam hidupku bertapa berharganya Engkau dalam hidupku setelah saya harus berpisah karena aku harus melanjutkan pendidikanku harus berpisa, jujur waktu itu saya tidak sanggup untuk hidup mendiri yang pertama sekali aku tidak terbiasa. Aku tahu kalau ibu menagis setiap hari yang kamu lalui, Ibu ku tidak relah kalau melepaskan anak perempuanya sematawayangnya harus tinggal sendiri. Sebenarnya aku sendiri menagis setiap hari yang aku lalui tapi aku tidak mau kalau ibu ku harus tahu aku hanya bisa berdoa kepada sang Pencipta.
Terkadang aku berpikir aku setiap pagi pergi sekolahpakai pakaian yang rapi dan wangi sedangkan ibuku hanya memakai pakaian kotor setiap harinya ibukupun pagi-pagi ayam yang berkokok dia harus bangun pagi-poagi untuk menyiapkan sarapan dan membangunkan adikku yang ingin sekolah dan ayahku. Terkadang ibuku tidak menghiraukan terik matahari dan kehujanan, demi buah hati yang sangat dia sayangi. Tampa mengenal kata lelah dan letih di benaknya. Akupun terkadang tidak makan karena mengingat ibu, ayah dan adikku. Aku hanya bisa pualang pada saat libur panjang, akupun menelpon ibu “ibu apa kabarmu maaf anakmu gak bisa pulang karena belum libur aku rindu ibu, ayah dan adik, tapi aku belum bisa pulang.” “ya nak gak apa-apa kamu carilah ilmu untuk masa depanmu, ibuk baik-baik saja.” Dan pada akhirnya aku pun perpisahan SMK, dan ibu aku bingung bu aku kasihan dengan ibu ya udah, ita kerja aja ya, tapi di palembang bu, tapi ibuku gak mau lagi semakin jauh kami berpisah, ya udah nak kamu kuliah aja di STKIP-PGRI, ya. Ini baru awal ku dalam memulai lingkungan baru. Tapi ibuku di ejek sama tetanggaku “alah sok kaya pada hal gak ada dut aja”. Ibu ku terdiam dan menagis, dia bercerita kepada “nak kamu harus benar-benar belajar dengan giat ya, ‘ibuku sambil menagis’ ya buk.
Terkadang hati ini miris dengan colotehan orang lain dan bahakan keluarga ku sendiri menghina keluarga ku, karena mereka merasa aku tidak pantas dengan pendidikan yang tinggi, karena aku terlahir sorang keluarga yang tak berada. Tapi tekat ku ibu aku akan mengangkat derajat mereka di waktu tuanya kelak.
Ibu terjadang aku sadar setetes air susumu gak pantas aku balas, sekarang aku hanya bisa berdoa setiap sujudku ibu, maaf kan buah hatimu ini tidak mengindakan kata yang kau ucap, tapi engkau tetap menjadi pendengar setia dalam setiap keluh-kesahku. Tangisanmu penderitaan ku dan tawamu begitu berharaga dalam hidupku. Harapan aku kedepanya aku bisa membayar penghinaan orang dengan kesuksesan ku nanti, bisa memenuhi kebutuhan, yang engkau butukan nanti di kelak hari tua mu bahagia. Doa ya Allah berikan kesehatan untuk ibu yang relah mengorbankan segalanya untuk hidupku dan saudara sekandungku. Berikan rezeki dalam bentuk nikmat yang engkau berikan kepada ayah ibuku. Mereka segalanya dalam hidupku saat dalam keadaan apa pun mereka lah yang selalu ada dalam hidupku. Engkau malaikat tampa sayap dalam hidupku dan keluaraga palawan dalam keluarga kecil kita. Terima kasih bauat semuanya pengorbanan dalam hidupku.