(Cara Menjaga Pola Hidup Sehat)
Oleh Ghalih Renai Kesuma
Abstrak
Permasalahan yang jadi megatren abad 21 di antaranya adalah kelebihan berat badan dan obesitas, penuaan dini (fungsi otak, penglihatan, dan kulit), serta maraknya pengangguran dan kurang penghasilan. Hal yang perlu menjadi sorotan mengenai kesehatan masyarakat. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adipose sehingga dapat mengganggu kesehatan. Perbandingan yang normal antara lemak dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Ketika jumlah lemak dalam tubuh melebihi persen tesebut, maka dianggap obesitas. Obesitas menjadi faktor risiko terjadinya penyakit metabolik. Begitu juga jika persen lemak kurang dari batas dapat menimbulkan resiko penyakit. Hal ini dapat dicegah dengan pola hidup aktif dan sehat.
Kata kunci: sehat, hidup sehat, abad 21, obesitas
Tiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda, ada yang memiliki kelebihan berat badan, ideal, dan ada juga yang memiliki berat badan kurang. Namun saat ini yang menjadi sorotan adalah terjadinya obesitas yang disebut sebagai The New World Syndrome, angka kejadiannya terus meningkat di mana-mana. Di seluruh dunia, kini dilaporakan ada lebih dari satu miliar orang dewasa dngan berat badan lebih (gemuk) dan paling sedikit ada 300 juta orang yang masuk kategori obesitas (BMI di atas 30). Di Indonesia sendiri dapat dikatakan lebih dari seperempat penduduk memiliki berat badan berlebihan.
Mengapa bisa terjadi obesitas? Biasanya obesitas terjadi karena jumlah kalori yang masuk lebih banyak daripada kalori yang dibakar, apabila hal ini berlangsung bertahun-tahun akan mengakibatkan penumpukan jaringan lemak yang berlebihan dalam tubuh sehingga terjadilah obesitas. Obesitas ini dapat memicu penyakit metabolik, seperti tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, penyakit jantung bahkan kanker.
Meskipun memiliki berat badan lebih atau obesitas menjadi penyebab timbulnya penyakit, ternyata memiliki berat badan kurang dari idealnya juga memiliki permasalahan kesehatan. Ketika kita melihat orang kurus tapi porsi makannya banyak, maka ada hal yang salah dalam sistem penyerapan makanannya. Kemanakah kalori yang masuk itu? Perhatikan juga ketika orang gemuk makan dengan porsi sedikit, tapi berat badan tidak turun dan malah cenderung naik, hal ini juga menandakan ada sesuatu yang tidak beres di tubuhnya. Lalu bagaimana baiknya? Yaitu memiliki tubuh ideal dan sehat.
Apa saja yang harus kita lakukan untuk menjaga tubuh agar selalu sehat? Kesehatan tubuh sangat ditentukan oleh kondisi sel yang baik. Sel merupakan salah satu makhluk hidup berukuran mikro. Jika usus tidak tersuplai gizi yang cukup dan apabila zat metabolisme tidak terbuang keluar, ini akan memengaruhi kesehatan tubuh. Usus sangat berperan penting dalam menyalurkan gizi ke dalam sel. Makanan yang masuk ke dalam tubuh diserap oleh usus, dan nutrisi yang terkandung dalam makanan akan diangkut ke seluruh tubuh melalui darah. Makanan yang kita konsumsi akan menjadi darah dan daging. Seperti ungkapan “you are what you eat”, tubuhmu terbentuk dari apa yang kamu makan. Untuk itu, apa yang kamu makan sehari hari sangat memengaruhi kondisi tubuh yang tersusun dari sel yang tidak terhitung jumlahnya.
Jika kita mengonsumsi makanan yang sehat dan baik, proses pencernaan akan berlangsung dengan lancar sehingga gerakan peristaltik usus menjadi sempurna. Gerakan peristaltik yang sempurna dapat memijat usus secara alami dengan tenaga dorongan dari bahan makanan. Pijatan ini bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menenangkan pikiran. Intinya, pola makan yang benar akan membuat tubuh sehat dan awet muda.
Pola hidup sehat dan aktif harus memperhatikan 80% pola makan, 20% aktivitas dan olahraga, dan 100% pola pikir positif. Mengapa pola makan begitu penting? Tubuh kita terbentuk dari apa yang kita makan. Jika makanan yang kita konsumsi tidak baik, maka akan membebani kerja usus dan darah akan menurun. Semua sel yang ada di organ pencernaan, kulit, dan daging pun akan melemah. Pola makan yang baik dapat menyembuhkan penyakit akibat pola hidup sehari-hari serta mencegah alergi dan penyakit mental seperti depresi maupun stress.
Menurut Dr. Hiromi Shinya, hal yang paling dasar untuk menjadi sehat adalah keseimbangan antara apa yang kamu makan dan apa yang kamu buang. Untuk mendapatkan nutrisi dari apa yang kamu makan, kita harus mengosongkan perut terutama usus, terlebih dahulu. Jika di dalam usus terdapat banyak kotoran atau zat buangan yang menumpuk dan tidak dikeluarkan dalam waktu lama, bisa dibilang usus kita seperti sampah. Berdasar pengalaman beliau 40 tahun menjadi dokter spesialis endoskopi, beliau telah mengamati kondisi usus 35.000 orang, baik di Jepang maupun di Amerika, ternyata orang yang terkena penyakit kanker memiliki usus yang kotor. Hal ini disebabkan oleh makanan yang mereka makan.
Makanan yang dikonsumsi sebagai penyebab memburuknya kesehatan usus diantaranya adalah daging, susu, olahan susu, makanan kemasan, gula, dan sebagainya. Makanan-makanan tersebut kini mudah kita jumpai dan konsumsi. Penyakit pun sudah banyak berkembang. Oleh karena itu, kita harus mulai menyadari untuk mencegah penyakit yang timbul dengan menghindari makanan cepat saji dan mengurangi makanan yang disebutkan.
Dr. Shinya menyarankan untuk mengonsumsi bahan makanan yang mengandung enzim, menyadari pentingnya detoksifikasi (menghilangkan racun) di usus, dan melakukan olahraga. Bahan makanan yang mengandung enzim adalah sayuran mentah, buah-buahan, rumput laut dan sebagainya. Enzim di dalam organ pencernaan berfungsi untuk membantu memecah makanan sehingga mudah diserap.
Nutrisi yang perlu dicukupi tubuh yaitu 40% karbohidrat, 30% protein, 30% lemak, serat, vitamin dan mineral lainnya. Mengatur kembali pola makan sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan tubuh agar menjaga fungsi organ pencernaan tetap bekerja baik. Pastikan kebutuhan serat 25 gram per hari terpenuhi, agar membantu melancarkan pencernaan dan mengurangi resiko susah buang air besar.
Tubuh terdiri dari 65% air yang berkurang melalui pencernaan, pernapasan, keringat dan urin. Penting untuk mengisi ulang kadar air dalam tubuh kita dengan minum air ataupun makan sayur dan buah yang mengandung air tinggi. Kebutuhan cairan tiap orang berbeda, sesuai dengan berat tubuhnya, yaitu 40-50cc/kg BB atau sekitar 2liter per hari. Terkadang kita salah menangkap sinyal bahwa sebenarnya tubuh sedang membutuhkan cairan, dan kita mengira lapar, untuk itu coba minum 1-2 gelas air putih dulu dan tunggu kira-kira 10-15 menit untuk mengetahui apakah memang lapar atau tidak.
Selain memperhatikan pola makan, kita juga harus aktif dan berolahraga. Aktif disini bukan berarti harus beraktivitas berat ataupun melakukan olahraga berjam-jam dan ekstrim. Aktif dengan mempersering berjalan kaki dan melakukan aktivitas selain duduk dan tidur. Hal ini sudah dapat membakar kalori. Namun tetap usahakan olahraga ringan secara rutin 3-5 kali dalam seminggu. Selain untuk membakar kalori, olahraga dapat membantu meningkatkan aktivitas sistem pencernaan.
Kesadaran akan hidup sehat dan aktif perlu ditingkatkan untuk mencegah penyakit dan penuaan dini.
Daftar pustaka:
- Shinya, Hiromi. The Miracle of Enzyme. Bandung. Mizan Media Utama
- Shinya, Hiromi. Revolusi Awet Muda: Rahasia Anti-Aging ala Dr. shinya. Bandung. Mizan Media Utama
- 2012. Tatalaksana Obesitas. Jurnal kedokteran syah kuala vol 12 no 2
- Mokolensang, Manampiring, Fatmawati. 2016. Hubungan Pola Makan dan Obesitas pada Remaja di Kota Bitung. Jurnal e-Biomedik, vol 4 no 1
- https://www.naturalhydrationcouncil.org.uk/hydration-facts/faqs-on-hydration/
*Esai pemantik diskusi di atas kemungkinan besar akan direvisi sesuai bentuk terbaiknya ketika akan dibukukan dalam Bunga Rampai Esai Lingkaran kelak.