Semakin maraknya literasi di Indonesia. Mulai dari adanya Gerakan Literasi Masyarakat (GLM), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dan Gerakan Literasi Nasional (GLN) ini menjadi topik hangat dalam pembahasan saat ini. Begitu pun Kemdendikbud RI yang turut andil dan memiliki program Residensi tiap tahunnya guna menampung seluruh penggiat literasi nusantara untuk berbagi dan belajar ‘magang’ dalam menimba ilmu dari tempat yang menjadi fasilitator terpilih.
Berbicara residensi, saya terpilih untuk menjadi peserta residensi 2019 dan Kota Lubuklinggau menjadi tempat fasilitator. Saya yang berasal dari Banten sungguh merasa sangat senang karena saya bisa pergi ke daerah luar pulau jawa. Ya, Kota Lubuklinggau ini terletak di Pulau Sumatera. Saya masih membayangkan saat menaiki pesat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Silampari. Melihat awan-awan, lautan, dan pegunungan.
Di Kota Lubuklinggau, saya dan 18 peserta lainnya yang berasal dari beragai daerah berkumpul dan belajar di Bennyinstitut. Pesertanya mulai dari Banten, Jakarta, Sukabumi, Tasikmalaya, Palembang, Sumsel… Bennyinstitut bagi saya tidaklah asing lagi, karena pendirinya, Benny Arnas pernah bertemu langsung dalam acara 30 tahun Balada Si Roy (BSR) di Komunitas Rumah Dunia. Bang Ben, sapaan akrabnya ini menjelaskan bahwa Bennyinstitut ini sebuah komunitas yang bergerak dalam hal kekaryaan. Di dalamnya ada writing class, acting class, dan story sharing (Kelas Bahasa Inggris).
Saya mengikuti Residensi mulai dari tanggal 8 – 11 Juli 2019. Saya bersyukur karena jadwalnya tidak bentrok dengan jawal akademik kampus. Karena saya masih berstatus mahasiswa akhir di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang memiliki keinginan untuk wisuda bulan Desember (doakan ya). Mohon maaf jadi curhat gini, hehe. Saya sambung lagi, residensi ini akan membahas tentang enam literasi dasar. Ada literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi budaya dan kewargaan, literasi digital, dan literasi finansial. Kata literasi ini sekarang multi tafsir, jika saya kutip perkataan Gol A Gong, pendiri Rumah Dunia bahwasanya, literasi itu merupakan cara mengubah seseorang menjadi lebih baik. (bersambung)