KASIH SAYANG SEORANG IBU
Ibu adalah sosok yang luar biasa. Wanita yang hebat. Kehadiran jiwanya bagaikan cahaya dalam kegelapan dunia. 9 bulan 10 hari beliau berjuang antara hidup dan mati, mempertahankan anaknya. Kasih sayang Ia bagaikan mentari yang selalu menyinari dunia tanpa lelah dan henti. Kelembutan jiwanya bagaikan hal terindah yang dimiliki. Sosok penyabar itu selalu membuat siapa saja nyaman berada disampingnya. Cahaya matanya indah seperti pelangi yang berwarna warni menghiasi langit. Ibu, kaulah sosok wanita yang penuh arti dalam hidupku. Ibu adalah sosok seorang yang kuat tidak pernah mengeluh tidak pernah lelah membesarkanku dengan tulus dan penuh kasih sayang.
Ibu adalah seorang pahlawan bagiku. Dia yang sudah bertaruh nyawa demi anaknya agar bisa menghirup udara segar di dunia ini. Dia rela bangun tengah malam hanya untuk membuatkan susu anaknya agar tidak nangis dan bisa tidur lagi. Di saat enak-enaknya makan tiba-tiba anaknya buang air besar dia rela meninggalkan makanannya hanya untuk membersihkan BAB nya, itu hanya secuil bukti dari sekian banyaknya pengorbanan Ibu kepada anaknya. Zaman sekarang banyak anak yang tidak menghargai bahkan melupakan pengorbanan seorang Ibu, keadaan seperti ini sangat menyayat hati. Bagaimana mungkin akan memimpin keluarganya kalau tidak menghargai Ibunya sendiri.
Ibu adalah orang pertama yang aku temui di tangisan awalku ketika aku ada didunia, orang yang selalu ada disampingku, aku adalah anak ibu, karena tali pusarku itu dulunya tersambung langsung dengan ibu, ibu yang memberiku kehidupan sampai aku menjadi seperti sekarang ini, mulai dari kecil sampai aku besar, mulai dari merangkak sampai berjalan, ibu ada, bahkan selalu ada. Mungkin itu yang membuatku berkata bahwa ibu adalah seorang yang hebat, seorang guru yang selalu membimbingku disetiap saat, ya.. guru yang sebenarnya kataku.
Aku ingat waktu SD Aku di ajarkan menulis dan membaca oleh guruku di sekolah dan Aku percaya bahwa yang lebih banyak berperan itu adalah Guruku dan Aku pintar dari Guruku, namun itu semua salah, Aku ingat ketika di beri tugas membaca dan menulis, pada awalnya Aku tidak mengetahui caranya, dan Aku mengeluh ke dia (Ibu maksudku), karena Dia yang selalu memantau-ku, Dia yang mengajariku untuk beranjak dari ketidak tahuanku menjadi tahu. Ibu, oh Ibu, Aku lebih banyak waktu denganmu ketimbang dengan sekolahku disaat mereka yakin yang mendidik mereka itu adalah sekolah mereka, namun buatku itu adalah salah itu kesalahan besar yang mereka pahami.
Namun semua itu seketika berubah ketika aku mulai beranjak dewasa dan masuk kesekolah yang lebih tinggi, aku mulai mengabaikannya, mulai tidak mendengarkannya, mulai nakal tepatnya, tapi tidak ada henti – hentinya kau untuk mengingatkanku.
Nama ku Lisa Hati, aku dilahirkan di Lubuk Alai, 28 Desember 1999. Cita-cita ku menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain, aku juga mempunyai hobby menulis dan berimajinasi. Sekarang aku masih berjuang melanjutkan studi S1 ku di salah satu perguruan tinggi di Lubuklinggau di Kampus STKIP-PGRI Lubuklinggau dengan program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.