MAKNA CINTA SESUNGGUHNYA
Nama ku Rani. Saat ini aku sedang menempu Perkuliahan di salah satu Perguruan Tinggi di Kota Lubuklinggau. Di sini aku akan berbagi sedikit tentang kisah cintaku di bangku sekolah sampai aku tahu makna yang sesunggunya tentang cinta.
Saat itu,Untuk pertama kalinya aku jatuh hati pada seseorang yang sangat berarti bagiku. Mungkin ini cinta monyet biasa, cinta yang dibangun dibawah atap sekolah apalagi saat itu aku masih seorang pelajar SMP, tapi semua berawal dari sini.
Namanya putra teman sekelasku. Sosok pria yang tampan,baik,rajin ibadah yang merupakan pria idaman setiap wanita bahkan akupun kepincut akan dirinya. Enta karena Hobi putra dan aku itu sama yaitu anime Naruto kamipun menjadi sangat dekat dan membuat siswi lainnya merasa iri padaku.
Waktu pun bergulir dengan cepat aku dan putra merasa nyaman satu sama lain saat bersama di sekolah hingga, suatu hari tibalah hari dimana putra menyatakan perasaannya padaku saat pulang sekolah.
“Ran dari awal aku suka padamu dengan sikap yang seperti anak kecil saat marah dan kebaikan hatimu, Ran aku ingin jadi lebih dari teman Aku mau jadi kekasihmu ayo jadi lebih baik lagi bersamaku” ucapan tulus yang keluar dari putra dengan sepucuk bunga ditanggannya
“iya, aku mau” ucapku sambil tersenyum senang dan menahan malu karena ditonton oleh banyak orang.
Sejak saat itu, dengan status pacaran yang ku jalani seperti anak remaja lainnya aku bahagia seolah dunia ini milik kamu berdua ha… dan aku semakin giat dalam beribadah dengan bimbingan putra sebagai motivator agama setiap waktu kosong dalam belajar.
Tampah terasa kami telah kelas 3 SMP dan sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan. Jujur saat itu pikiran sedikit stres karna ada masalah keluarga yang kuhadapi akan tetapi dia selalu ada untukku dan membuatku tersenyum lagi akan tingkah konyolnya hilang 1000 masalah di benakku.
Setelah mengumumkan kelulusan tiba. aku menangis bukan karena tidak lulus melainkan aku dan putra akan perpisah karna kami mengambil jalur sekolah yang berbeda dengan alasan paksaan orangtuanya menginginkan putra melanjutkan sekolah di MAN (Madrasah Aliyah Negeri). Dan setelah lulus kami LDR.
Lambat laun waktu berjalan tanpa aku sadari aku dan putra semakin menjauh, kini aku telah duduk di kelas 2 SMA. Aku selalu mengabari purta tapi nomor yang aku tuju tak aktif lagi jadi, aku memberanikan diri untuk bertemu di rumahnya akan tetapi, rumah itu telah kosong. Enta apa yang terjadi ?.
Beberapa hari kemudian baru aku tahu apa yang sebenarnya terjadi setelah kakak saka kakaknya putra menelpon dan menjelaskan semuanya bahwa orangtua putra tidak setuju bahwa anaknya itu berpacaran dengan ku karena alasan kurangnya kepahaman akan agamaku.
Sejak saat itu hidupku hancur impiin yang telah ku bangun selama ini pudar seakan tak ada harapan hanya tangisan dan semua kekecewaan itu hanya bisa ku pendam sendiri.
Setelah saat itu, hari-hari ku jalani dengan normal Sekolah,eskul seni masih aktif ku Jani untuk mengisi waktu kosong saat itu, sampai suatu saat aku berkesempatan untuk mengikuti lomba seni lukis mural di MAN tempat dimana putra menjalani pendidikannya bersama tim seniku. Dan saat itulah aku bertemu kembali dengan putra lalu memberanikan diri untuk mengobrol dan melihat reaksi putra setelah sejadian yg lalu di suatu tempat yang tidak jauh dari pusat perlombaan.
“ Ran maaf.” Ucapan sedu yang keluar dari mulut putra dengan wajah yang menatap kebawah
“untuk apa meminta maaf hm…” jawabku dengan nada angku
“maaf, tapi aku mohon berjanjilah tetap jaga hatimu untukku walaupun keluargaku belum menerimamu aku janji akan menjemputmu dan kita berjuang bersama-sama untuk saat ini sekolah yang benar dan jangan tinggalkan ibadahmu” ucapan putra dengan cegukan tangisan.
“………” Heningku dalam bisu Karna untuk pertama kalinya aku melihat seorang lelaki menangis di depan ku tapi saat itu, aku tidak berpikir jernih aku memilih tidak berjanji dan pergi dari hadapannya.
Selama perlombaan dimulai aku hanya bisa merenung memikirkan hal yang terjadi tadi. Sampai pengumumaan pemenang pun tiba Timku menjadi pemenang, rasanya piala kemenagan itu menjadi hadiah yang mengukir senyum dihatiku saat ini dan melupakan masalahku.
Dengan berjalannya waktu aku sudah menjadi seorang Mahasiswa dan aku mulai membuka hati untuk orang lain berharap bisa mendapatkan pengganti putra dihatiku, akan tetapi tak satupun sama dengan putra,yang lain hanya bisa mengekang pergaulanku(posesif) dan pada akhirnya semuanya hanya akan menghasilakn sakit hati dan kesedihan dalam hidupku.
Sampai suatu ketika ada seorang teman yang mengajakku mengikuti Organisasi Islam dan disanalah aku baru mengerti makna cinta sesunggunya yaitu cinta adalah mereka yang mencintai Tuhan dan bersedia bertanggung jawab satu sama lainnya untuk saling melengkapi, menjaga dan membangun jembatan kebahagian dunia dan akhirat karna Allah dengan cara menghalalkan kamu bukan menyakiti atau meyentumu dan disitulah aku paham arti dari kata maaf putra.
Sekarang aku sudah belajar lebih banyak akan agama dan berdoa agar putra dapat menepati janjinya serta belajar ikhlas jika suatu saat karna takdir aku dan putra tidak akan bersama.
Tamat.
Rohani,Tanah Periuk, 28-08-2001, saat ini sedang menempuh pendidikan di STKIP PGRI Lubuklinggau. Cita-cita ingin menjadi sukses