Senja Luka
Senja Luka!
Luka yang di berikannya, senja itu membuat pipi ku basah karena air mata
Aku harus mengikhlaskan ia pergi
Aku harus merelakan ia pergi,
ketika malam datang aku rindu dia
Aku ingin ia kembali
Ketika ia pergi aku merasa sakit.
Senja luka, ya itulah yang aku rasakan.
Aku tidak pernah menikmati senja dengan hikmat.
Karena senja membawa kesedihan bagiku.
Aku selalu melihatnya. Tapi aku tidak menikmatinya,
Tidak hanya ia yang meninggalkan ku.
Aku juga harus meninggalkannya.
Aku takut kesedihan akan aku alami kembali
Ya!
Aku tidak ingin menikmatinya
Bahwasanya senja hanya-lah waktu yang harus ku lepaskan
Ketika malam akan segera datang.
Senja!
Waktu yang tidak ingin ku temui, kala senyum, pikiran bahagia yang sedang ku nikmati. Karena senja telah mengambil senyumku.
Aku tidak tau betul bagaimana warna senja.
Aku terkadang hanya tau warna dari teman ataupun gambar.
Senja juga tidak selalu hadir.
Kala langit sedang mendung senjapun tidak ada.
Senja! Senja!
Aku masih bingung dengan senja, dan aku mengagumi fajar.
Aku melepaskan nya demi dia.
Aku bahagia ketika dia(fajar) tiba, aku senang, aku kembali tersenyum.
Dia membawa keceriaan pada semua orang
Waktu yang paling disenangi semua orang untuk beraktivitas.
Canda tawa, riuh suara motor halu-lalang. Senja!!!
Rindu terus menyiksa ku
Luka yang aku rasakan
sholat sudah waktunya sholat
Tidak baik menikmati senja, tapi engkau tidak melakukan perintahnya
Kala senja pergi meninggalkan tanpa pasti
Tapi ia selalu bilang.
Sudahlah hari ini engkau sudah melakukan yang terbaik
Katanya senja itu membawa kebahagiaan dengan warnanya
Dan senja adalah lambang dari kebahagiaan ketika orang yang sedang jatuh cinta
Senja!
Waktu yang sangat dinanti para remaja
katanya waktu yang paling indah.
Tapi senja adalah luka yang sesungguhnya
Luka yang teramat mendalam
ia kembali menyakiti ku, memisahkan aku dengan dia
Hari ini hari aku sangat bahagia,
Tapi, senja lagi, lagi dan lagi memberi Sedih
Kala senja pergi, aku ingin tidak ingin menumpahkan air mata ku.
Tapi!
Senja!
Selalu dan selalu memberi luka
Aku tidak ingin ada tangis
ataupun sakit yang ku rasa.
Senja masih memberi misteri
Senja membuat ku bingung.
Sungai Baung, 17 oktober 2020
(Desi Helina, lahir di Desa Sungai Baung 04 Desember 1998. Sedang menempuh pendidikan di STKIP PGRI Lubuklinggau. Cita-cita ingin menjadi Guru, Penulis yang Kreatif dan bisa menginspirasi)